AWAAS! Jangan sampai terjebak iming iming gaji tinggi!
Selamat pagi sahabat Gilang. Sudah bersyukur soal apa saja hari ini? Sahabatku, di kondisi pandemic sekarang ini, banyak sekali saudara saudara kita yang harus bergelut dengan waktu dan kesempatan untuk bisa mendapatkan sesuap nasi. Kondisi yang tida menyenangkan ini, sayangnya, sering disalahgunakan oleh pihak pihak yang tidak bertanggung jawab. Banyak pihak yang tebar pesona dan memberi iming-iming mampu mendapatkan pekerjaan di luar negeri dengan prosedur yang mudah dan nantinya akan mendapatkan gaji yang tinggi. Semua ijazah diterima, yang penting mau ikut cara main para oknum tersebut! Secara logika, memang terdengar absurd dan too good to be true, tapi buat banyak kalangan yang memang membutuhkan pekerjaan guna menyambung hidup, tentu serasa angin surga, dan akhirnya banyak korban yang berjatuhan.
Mengutip salah satu artikel yang tampil di antaranews.com bertajuk Derita Pekerja Migran Indonesia Nonprosedural di negeri orang,
“Bukannya memperoleh penghasilan yang besar dengan bekerja sebagai asisten rumah tangga di Malaysia, LSA justru menghadapi permasalahan di Negei Jiran itu karena dia ternyata dipekerjakan secara non prosedural”
https://www.antaranews.com/berita/1968668/derita-pekerja-migran-indonesia-nonprosedural-di-negeri-orang
Keputus asaan dan iming-iming jalan pintas untuk segera menjadi kaya masih menjadi lagu merdu bagi para pencari kerja sehingga terkadang logika dan resiko yang nyata di depan mata malah dikesampingkan, demi mendapatkan cuan.
Hal senada juga diungkapkan mengenai mirisnya nasib para TKI Ilegal yang ada di Arab. Banyak yang menjadi korban sistem kafala akhirnya malah disekap majikannya dan tidak bisa pulang dengan berbagai macam alasan.
Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) menguatkan fakta itu, dengan menyebut TKI yang hilang kontak dengan keluarga ini karena disekap atau kabur dari majikan di tengah pemberlakuan sistem kafala.
Sistem yang kerap disebut sebagai perbudakan modern, yang membuat TKI terikat dengan majikan, tak bisa pindah kerja atau meninggalkan negara dengan alasan apa pun tanpa izin tertulis dari majikan.
https://www.bbc.com/indonesia/majalah-56409834
Lantas apa yang bisa kita lakukan agar dapat terhindar dari hal-hal semacam ini? Banyak!
Selalu ada waktu untuk mencari tahu fakta suatu tawaran selama kita tidak dibutakan oleh harapan harapan semu yang terlihat sangatlah indah. Ciri-ciri umum yang sering terjadi adalah:
- Syarat-syarat yang diperlukan terlihat sangat mudah, dan bahkan asal ada saja. Misal tanpa ijazah atau ketrampilan tertentu bisa dapat kerja dengan gaji tinggi;
- Sumber informasi tidak jelas, dan seringnya berasal dari headhunters alias oknum yang ider dari kampung ke kampung atau pelosok desa yang memberikan tawaran-tawaran muluk kepada penduduk yang bisanya tidak memiliki akses terhadap jaringan informasi dan berpendidikan rendah;
- Tidak memiliki lembaga yang terdaftar ataupun asal berdiri saja;
- Sering memberikan solusi-solusi instan untuk masalah klasik seperti umur yang dituakan, pembuatan dokumen aspal agar terlihat resmi dan lain sebagainya.
Ciri khas oknum dan lembaga bodong seperti ini sering sekali ditemui beroperasi di daerah daerah pelosok dan lumbung-lumbung TKI. Tidak kurang kurang pemerintah setempat memberikan penyuluhan, selebaran dan penyebaran informasi melalui berbagai macam media, namun seolah olah hanya menjadi angin lalu didepan iming-iming cepat kaya yang ditebar para oknum. Hanya kita sendiri sebagai benteng terakhir yang mampu menyaring informasi, agar tidak tertipu oleh bujuk rayu penebar maut yang menjual kucing di dalam karung.

Selain itu, agar tidak mudah tertipu bujuk rayu para oknum, setidaknya kita harus tahu, syarat standar untuk mengurus paspor sebagai TKI. Cek link berikut agar tidak mudah dipermainkan oknum ya: